Berhubung
aku orang minang asli, eh gak juga sih. Aku minang - bugis sebenarnya tapi
lebih banyakan minangnya :D
Jadi kali ini
aku mau bahas tentang jenis - jenis suku Minang. Jadi sebenarnya orang Minang
juga punya suku loh.
1. SUKU
ASAL
Pada
awalnya, negeri ini mempunyai empat suku, atau biasanya orang minang bilangnya,
Nagari nan Ampek Suku. Empat suku tersebut adalah :
· Bodi,
suku Bodi ini berasal dari kata 'bhodi' yaitu pohon yang dimuliakan orang
Buddha.
· Caniago,
dari kata caniaga (niaga = dagang).
· Koto,
berasal dari kata katta yaitu benteng.
2. PERTAMBAHAN
SUKU
Tetapi suku yang
empat ini akhirnya mengalami perubahan jumlah yang disebabkan karena :
· Pemecahan
sendiri, karena warga sangat berkembang. Contohnya, suku Koto memecah
sendiri dengan menjadikannya dua atau tiga suku.
· Hilang
sendiri karena kepunahan warganya, seperti sebuah suku yang lenyap pada satu
nagari.
· Perpindahan,
munculnya suku baru yang warganya pindah dari negeri lain dan menetap pada
ranah minang.
· Tuntutan
kesulitan sosial, hal ini timbul karena masalah pernikahan yang melarang
menikah sesuku (eksogami). Biasanya suku – suku yang baru tidak pula mencari
nama baru. Nama yang lama ditambah dengan nama julukan. Jika suku baru itu
terdiri dari beberapa ninik, jumlah ninik itu dipakai sebagai atribut suku yang
baru itu. Biasanya Koto Piliang memakai angka genap dan Bodi Caniago memakai
angka ganjil.
Contohnya :
o
Suku Melayu membelah menjadi à
Melayu Ampek Niniak (melayu empat ninik), Melayu Anam Niniak (melayu enam
ninik).
o
Dan suku Bodi Caniago menjadikannya
seperti berikut à Caniago Tigo Niniak (caniago tiga
ninik), Caniago Limo Niniak (caniago lima ninik).
o
Kalau gabungan terdiri dari sejumlah
kaum, namanya à
Melayu Ampek Kaum (Koto Piliang, Melayu Tigo Kaum (Bodi Caniago).
o
Apabila gabungan terdiri dari sejumlah
korong, namanya à Melayu Duo Korong (Koto Piliang),
Caniago Tigo Korong (Bodi Caniago).
3.
PEMBENTUKAN SUKU DI PEMUKIMAN BARU
Perpindahan
dari beberapa negeri ke tempat pemukiman baru di luar wilayah negeri masing –
masing, menjadikan terciptanya suku baru dengan memilih beberapa pilihan :
· Setiap anggota bergabung dengan suku
sejenis yang lebih dulu tiba di tempat tersebut.
· Beberapa ninik atau kaum dari suku yang
sama dan berasal dari nagari yang sama bergabung membentuk suku baru. Nama
sukunya biasanya menggunakan ‘nan’, seperti : Caniago nan Tigo Niniak atau
Caniago nan Tigo.
· Apabila tidak ada tempat bergabung
dengan suku yang sama, mereka akan membentuk suku baru. Mereka tetap memakai
nama suku asli dari negerinya tanpa atribut, seperti suku awalnya adalah Kutianyir,
maka ditempat baru tetap Kutianyir.
· Membentuk suku sendiri di nagari baru
tanpa bergabung dengan suku yang ada di tempa lain. Biasanya memakai atribut
korong, seperti Koto nan Duo Korong.
· Orang – orang dari bermacam – macam suku
bergabung mendirikan suku yang baru. Nama suku biasanya diambil dari nama
negeri asal, seperti Suku Gudam (negeri Lima Kaum), Pinawan (Solok Selatan),
suku Padang Lawek, suku Salo, dsb. Selain itu, cara lainnya mengambil nama dari
:
o Tumbuhan à
Jambak, Sipisang, Dalimo, Mandaliko, Pinawang, dll.
o Benda
à
Sinapa, Guci, Tanjung, Salayan, dll.
o Nagari
à
Padang Datar, Lubuk Batang, Padang Laweh, Salo, dll.
o Orang
à
Dani, Domo, Magek, dll.
Apabila
semuanya dijumlahkan, nama suku di seluruh Minangkabau hampir seratus buah!
Wow!
4.
ADAT ORANG SESUKU
Orang
yang sesuku biasanya dinamakan badunsanak, atau sakaum. Zaman dulu, orang yang
sesuku tidak boleh menikah walaupun dari satu nagari, dari satu luhak ke luhak.
Tapi setelah penduduk makin bertambah banyak, dan beragam jenis suku bertambah,
aturan seperti ini telah longgar.
Tiap
– tiap suku telah mendirikan penghulu dengan ampek jinihnyo. Jauh mencari suku,
dakek mancari indu, sebenarnya sejak dulu hingga sekarang masih berlaku,
artinya telah menjadi adat juga. Adat serupa ini sudah menjadi jaminan untuk
pergi merantau jauh.
Mamak
ditinggakan, mamak ditapati. Mamak yang dirantau itulah, yaitu orang yang
sesuku dengan pendatang baru itu yang menyelenggarakan atau mencarikan
pekerjaan yang berhubungan dengan kepandaian atau keterampilan dan kemauan “kemenakan”
yang datang sampai ia bisa berdiri sendiri. Baik hendak beristri, sakit ataupun
kematian, mamak itu jadi tampek batanyo, pulang tampek babarito bagi kemenakan
tersebut.
Sebaliknya,
“kemenakan” harus tahu bacapek kaki baringan tangan, menyelenggarakan dan
memikul segala buruk baik yang terjadi dengan mamaknya itu. Dengan demikian
akan bertambah erat pertalian kedua belah pihak jauh cinto – mancinto, dakek
jalan – manjalang.
Tagak
basuku mamaga suku adalah adat yang membentengi kepentingan bersama yang merasa
semalu serasa. Bahkan menjadi adat pusaka bagi seluruh Minangkabau, sehingga
adat basuku itu berkembang menjadi Tagak basuku mamaga suku tagak banagari
mamaga nagari, tagak baluhak mamaga luhak, dll. Artinya orang minangkabau
dimana saja tinggal akan selalu saling membantu, mengingatkan, menunjukkan,
menasehatkan dan mengajarkan.
Dalam
hal ini mereka tidak memandang tinggi rendahnya martabat, barubah basapo batuka
baangsak. Karena adat itulah orang minangkabau berani pergi merantau tanpa
membawa apa – apa. Kalau pandai bakain panjang, labiah dari kain saruang, kalau
pandai bainduak samang, labiah dari mande kanduang. Apalagi kalau yang datang
dan yang didatangi sama – sama pandai. Padilah nan sama disiukkan, sakik nan
samo diarangkan. Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang. Apalagi kalau “ameh
lah bapuro, kabau lah bakandang.”
Sumber :
http://www.cimbuak.net/content/view/675/7/
8 comments:
agung BODI
ah ciyus? ira baru tau agung minang -_-
feby ferdian caniago
heleh,,agung minang ini, -__-"
pebi : badunsanak kita peeeb
agung : melayu ndak? :|
Emang kita ada darah bugis darimana ya jie?? :|
kmi tau dari mama kmi toi, waktu tu ad ceritanya =)) nenek moyang =))
Oh :O wktu tu papa yt jg blg gtu -_-" bugis makassar jie jiahahhahahaha =))
Post a Comment